Adik-adik mahasiswa yang saya hormati,
Hari ini saya meninggalkan keluarga saya dengan perasaan campur aduk. Saya sedih karena tidak bisa bersenang-senang dengan mereka, tetapi saya bahagia karena bisa bertemu dengan anak-anak muda harapan bangsa.
Saya bisa memilih tidak memikirkan mahasiswa, tapi suami dan papa saya selalu menghargai setiap kegiatan saya dengan kalian.
Saya bisa memilih tidak menyampaikan kalimat-kalimat yang bisa meruntuhkan keangkuhan kalian, tapi anak saya selalu bertanya “mama kok gak kerja?”
Saya bisa memilih mengerjakan kegiatan diorganisasi yang membuat saya kaya dan membuat saya tidak seharian diluar, tapi mama dan adik saya selalu menawarkan “kami bisa jaga gavi hari ini”.
Saya bisa memilih jadi pembicara ditempat-tempat yang membayar saya dengan banyak uang, tapi saya merasa uang yang banyak bukan penentu kebahagiaan.
Saya memilih untuk bersama kalian. Membiarkan diri saya ditunjuk-tunjuk oleh telunjul tangan kiri kalian. Membiarkan ekspresi tidak sopan bertebaran di kelas. Membiarkan kalian menganggap remeh kegiatan yang kami rancang hingga kami bahkan tak sempat makan tahu gunting. Membiarkan kalian menunjukkan bahwa “kami yang paling paten, sedangkan anda adalah orang yang menunggu honor kegiatan ini”. Membiarkan kalian menunjukkan betapa galaunya kalian, betapa kalian sangat butuh untuk dirangkul dengan kasih sayang. Saya bahagia dalam drama keangkuhan kalian.
Mahasiswaku yang terhormat, kalian tidak akan membaca curahan hati ini. Tidak banyak yang tahu blog ini hahahahahjaha
Jadi dek, tolonglah ya…hargai perjuangan papa, mama, adik, suami dan anak saya. Gosah sok paten kali kelen. Teriak-teriak walk out lah, hidup mahasiswa lah. Siapkan dulu kuliahmu, datang tepat waktu pas kuliah dan belajar sopan santun-tata krama sama sesama manusia. Kalau ga bisa kau diatur, gosah kau sok-sokan mau ngatur orang lain.