Kelaziman Baru dalam Hidupku

Judul tulisannya sangat enggak aku, hahhaha..

Belakangan ini saya merasa sangat terbebani dengan segala hal online yang terpaksa dijalani. Menyiapkan bahan kuliah untuk kuliah online sangat berat, karena berbarengan dengan menjaga Zio dan melayani Mama, hhehhe…

Udah yaa..nanti diupdate lagi…

Kenapa bercerita kepada teman?

Tadi saya dan dia terlibat dalam pembicaraan yang cukup berat. Dia cerita tentang masalahnya, dan hei…kok bisa mirip ya dengan masalahku? Sebab kemiripan itu berakibat pada mengalirkan cerita-cerita kami. Temanku lalu bilang, “aku kira cuma aku yang punya masalah seperti ini”.

Aku kemudian bersyukur banyak-banyak.

Seringkali aku berpikir bercerita kepada teman bukanlah hal penting. Jika aku punya masalah, jangan-jangan masalah makin pelik jika itu didengar orang lain. Maksudnya mungkin aku jadi tambah bingung jika mendapat respon. Makanya kalau terpaksa harus cerita ke teman, aku akan mengawali dengan “aku cuma butuh pendengar”. Hal lain yang membuatku malas cerita ke teman adalah isu kepercayaan. Aku kok ya takut ceritaku bakal diceritain ke orang lain. Ya, aku memang bersangka buruk. Ini gara-gara selama menjadi dewasa ini ku temukan satu fakta yaitu : DO NOT TRUST ANYONE ( akan diceritakan di catatan lain ahhahahahah). Jadi aku seringkali malas bercerita ke temanku.

Ternyata sore hari ini aku belajar hal baru. Bercerita akan membuatmu lebih lega. Bercerita akan membuatmu lebih membuka rasa untuk hal-hal lain di luar dirimu. Bercerita membuatmu sadar, betapa beruntungnya menjadi dirimu.

bunga ini bukan teman yang ku ajak cerita

Surat untuk adek

Adik-adik mahasiswa yang saya hormati,

Hari ini saya meninggalkan keluarga saya dengan perasaan campur aduk. Saya sedih karena tidak bisa bersenang-senang dengan mereka, tetapi saya bahagia karena bisa bertemu dengan anak-anak muda harapan bangsa. 

Saya bisa memilih tidak memikirkan mahasiswa, tapi suami dan papa saya selalu menghargai setiap kegiatan saya dengan kalian.

Saya bisa memilih tidak menyampaikan kalimat-kalimat yang bisa meruntuhkan keangkuhan kalian, tapi anak saya selalu bertanya “mama kok gak kerja?”

Saya bisa memilih mengerjakan kegiatan diorganisasi yang membuat saya kaya dan membuat saya tidak seharian diluar, tapi mama dan adik saya selalu menawarkan “kami bisa jaga gavi hari ini”.

Saya bisa memilih jadi pembicara ditempat-tempat yang membayar saya dengan banyak uang, tapi saya merasa uang yang banyak bukan penentu kebahagiaan.

Saya memilih untuk bersama kalian. Membiarkan diri saya ditunjuk-tunjuk oleh telunjul tangan kiri kalian. Membiarkan ekspresi tidak sopan bertebaran di kelas. Membiarkan kalian menganggap remeh kegiatan yang kami rancang hingga kami bahkan tak sempat makan tahu gunting. Membiarkan kalian menunjukkan bahwa “kami yang paling paten, sedangkan anda adalah orang yang menunggu honor kegiatan ini”. Membiarkan kalian menunjukkan betapa galaunya kalian, betapa kalian sangat butuh untuk dirangkul dengan kasih sayang. Saya bahagia dalam drama keangkuhan kalian.

Mahasiswaku yang terhormat, kalian tidak akan membaca curahan hati ini. Tidak banyak yang tahu blog ini hahahahahjaha

Jadi dek, tolonglah ya…hargai perjuangan papa, mama, adik, suami dan anak saya. Gosah sok paten kali kelen. Teriak-teriak walk out lah, hidup mahasiswa lah. Siapkan dulu kuliahmu, datang tepat waktu pas kuliah dan belajar sopan santun-tata krama sama sesama manusia. Kalau ga bisa kau diatur, gosah kau sok-sokan mau ngatur orang lain.

Sial

Siapa kita? 
Apa mungkin keluhan ttg asap bisa sampai ke pimpinan daerah dan pimpinan negara? 
Kita ini dianggap berlebihan karena mengeluh tentang asap.
Seperti keluhan tentang kurikulum K itu, K ini. Seperti keluhan tentang sistem ini, sistem itu. Seperti keresahan kita tentang teman sesama manusia kita yang tidak diberi perawatan kesehatan karena tidak punya uang. Seperti ketakutan kita melihat buku pelajaran anak kelas 1 SD. Seperti keresahan kita ada perokok yang akan marah kalau diminta untuk tidak merokok di ruangan kita. Seperti kemarahan kita pada dosen yang sesuka perutnya menggunakan kekuasaannya untuk menjadi orang sombong. Seperti kemarahan kita pada mereka yang punya banyak uang dan menggunakan uangnya untuk melancarkan semua kejahatannya. Setiap keluhan kita hanya dianggap ekspresi manja dan berlebihan.
Percayalah kawan, kita sedang ditawan oleh dunia.

Catatan Harian

Betapa mengerikan.

Uang.

Betapa uang dapat mengubah apapun. Gadis lugu menjadi wanita tidak lugu lagi, berlagu sana-sini demi bertambahnya uang. Semakin banyak uangnya semakin hilang keluguannya. Sampai muncul lagu-lagu lain yang membawa hidupnya seolah berada di dimensi lain. Berbeda dengan dia yang dulu lugu tanpa uang.

Betapa uang dapat mengubah apapun. Mahasiswa penikmat idealisme kehilangan semangat perjuangan karena sibuk mengejar dan menjaga uang. Uang yang membuatnya mendapat kenyamanan tanpa repot mempertahankan idealisme. Taik kucing idealisme, katanya. Baginya lebih penting bangun pagi dan membuka pintu sumber uang daripada bangun pagi dan merenungi idealisme. Idealisme yang dulu dibangunnya demi kesejahteraan orang banyak, kini hilang tak berbekas ditelan kesejahteraan diri sendiri.